Minggu, 03 Januari 2016

Chinese Stamps Album.

Dibawah ini adalah sebagian dari gambar-gambar prangko yang ada didalam
 'Chinese Stamp Album 2002'.
Covernya dilapisi sutra halus berwarna merah bermotif flora, berukuran 21.5 x 29 cm. 

"Royal Carriage" itu judul salah satu 'Souvenir Sheet' yang diterbitkan pada th. 2002.
Gambar tersebut hasil lukisan 'Yan Liben' pelukis jaman Dinasti 'Tang'. 
Dibawah adalah gambar detail Souvenir Sheet nya.

Dibawah ini adalah gambar prangko serie 'Bendungan' (4 macam prangko) yang dibangun disepanjang 'Sungai Kuning'
Dibawah adalah gambar detail Souvenir Sheet nya.

Kiri bawah, prangko merayakan 'Ren-Wu' Chinese Lunar New Year.
Kanan bawah, prangko serie 'Chinese Musical Stringed Intrument'

Dibawah adalah 'Souvenir Sheet' nya prangko serie 'Dazu Stone Carving'

Kiri bawah adalah 'Souvenir Sheet' (tanpa prangko) Air Terjun 'Hukou' di Sungai Kuning.
Kanan bawah 'Souvenir Sheet', prangko serie 'The Ancient City of Lijiang'

Gambar bawah adalah cover depan.
Buku album ini berisi 27 serie prangko ditambah 4 prangko khusus.

Selasa, 29 Desember 2015

Prangko Salah Cetak.

Dibawah adalah prangko salah cetak serie 'Pahlawan Revolusi'.
Ada 4 lembar prangko, namun hanya ada 2 macam gambar yaitu gambar 
"Brigjen. T.N.I. Anumerta Katamso" dan "Kolonel T.N.I. Anumerta Soegijono"  
Prangko tersebut diterbitkan pada th. 1966.

Kiri adalah gambar Brigjen, Katamso, sebelah kanan Kol. Soegijono.

Minggu, 27 Desember 2015

Undangan Ganefo I.

 Amplop datas dari 'Komite National GANEFO Djakarta 1963' 
ditujukan kepada 
J.M./Sdr. Komodor  . . . . . . . . . Sjukur
di Djl. T. Sunda Kelapa 10. Djakarta.

Isi amplop diatas ternyata 4 lembar 'undangan' untuk menghadiri 4 hari (tgl. 11, 12, 13 dan 14 Nopember 1963) pertandingan Foot Ball Ganefo I, 
bertempat di Main Stadium, 20.00 - 23.30. 
Ada 3 undangan yang 'sobek sebagian', kemungkinan sebagai tanda bahwa undangan sudah digunakan, undangan tgl. 12 masih utuh.

 Yang menarik dari amplop dan undangan diatas sebetulnya
 adalah 'nilai sejarahnya', diantaranya :
 - 'GANEFO' adalah sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena Indonesia berhasil memprakarsai dan menyelenggarakan sebuah acara besar yaitu pertandingan olahraga internasional untuk menandingi Olympiade,
- 'Amplop'. Waktu itu lazim menulis alamat dengan mencantumkan J.M. singkatan Jang Mulia (Yang Mulia) untuk menghormati orang yang dikirimi surat.
- 'Undangan'. Penandatangan undangan dari Komite Nasional Ganefo ialah Maladi, dia Menteri Olahraga/Kepala Staff Presiden Urusan Ganefo juga seorang dokter Kepresidenan.

Sebetulnya ada 4 macam koleksi kami yang berhubungan dengan GANEFO, yaitu Amplop dan Undangan (gambar-gambar diatas), Buku Panduan bagi Tamu dan Atlit, Prangko dan Poster. ukuran besar, terlihat pada gambar poster dibandingkan dengan kaset dipojok bawah kanan.(gambar bawah).

Sabtu, 21 November 2015

Prangko USA awal

Barangkali bagi para kolektor prangko, tidak heran melihat prangko tua dan langka, tetapi cara penyimpanannya yang unik.
Prangkonya ditempelkan pada album foto yang ada perekat dan ada penutup plastiknya, jadi prangkonya lengket menjadi satu dengan media yang biasanya untuk menempel foto (gambar bawah).
Maksud pemilik koleksi prangko tentunya baik karena prangko tidak bisa lepas lagi jadi tidak hilang atau diambil orang lain dan aman dari debu atau kotoran lainnya.
Tapi Salah nggak ya?

Dibawah ini gambar kelompok prangko Amerika.

Diantara prangko yang ditempel terdapat dua prangko kuno (lihat panah merah pada gambar).



 Gambar bawah kiri adalah prangko gambar 
Jefferson,
 sedang gambar bawah kanan adalah gambar 
Washington,
 keduanya di issue 1870-1871


Semua keterangan sesuai dengan 'Scott' Standard Postage Stamp Catalogue, th. 1976

Jumat, 20 November 2015

Prangko. Nederlandsch Indie VII


Gambar samping adalah Seri 'Queen Wilhelmina', diterbitkan th. 1902.

Disamping ini gambar prangko seri 'King William III', terbit th. 1870.

Prangko diatas seri 'Numeral of Value', kiri terbit th. 1883, sebelah kanan terbit th. 1890.

Gambar atas adalah 'plakzehel', denga cetak tindih 'Nederl. Indie' dan 'Vijf Cent'.
Belum ketahuan kapan digunakan.

Senin, 05 Januari 2015

Husein Djajadiningrat. III.

Pengirim dan penerima surat ini, dua-duanya orang-orang terkenal pada jamannya yaitu RM. Noto Soeroto dan Doctor R. Husein Djajadiningrat.
Raden Mas Noto Soeroto putra keluarga bangsawan Pakualam, salah satu pendiri 'Perhimpunan Indonesia' di Belanda.
Ia dikirim ayahnya ke Belanda untuk belajar hukum, disana bersama teman-temannya, diantaranya Sosrokartono, R. Husein Djajadiningrat, Notodiningrat, Sumitro Kolopaking dll. mendirikan 'Indische Vereeniging', menjadi pimpinannya tahun 1911-1914, kemudian pada th. 1924 berubah menjadi 'Perhimpunan Indonesia'
Bahkan pada saat dibawah kepimpinan M. Hatta, 'Perhimpunan Indonesia' resmi diakui sebagai garda terdepan pergerakan kebangsaan oleh PPKI yang diketuai Ir. Sukarno.
Selain beroganisasi, RM. Noto Soeroto adalah wartawan, penulis, aktivis budaya dan penyair Indonesia, dialah penyair dari Jawa yang pertama karyanya bisa masuk dan dikenal dalam ranah kesusateraan Belanda.
Sedang mengenai DR. Husein Djajadiningrat, kisahnya sudah diunggah pada Surat-surat Husein Djajadiningrat I.
Gambar atas kiri adalah RM. Noto Soeroro, sedang sebelah kanan DR. Husein Djajadiningrat.

Gambar atas kiri kanan adalah amplop surat lengkap dengan prangko, stempel s'Gravenhage didepan dan Leiden dibelakang.

Diatas adalah gambar detail kop surat Raden Mas Noto Soeroto, sedang dibawah gambar detail tanda tangan RM. Noto Soeroto.

Isi surat tidak dibahas.
Data sejarah, lukisan dan foto diambil dari internet.

Minggu, 07 Desember 2014

Husein Djajadiningrat. II

Kartupos dibawah ini ditujukan kepada Rd. Hoesein Djajadiningrat, saat itu sedang belajar untuk mendapatkan gelar doctor di Leiden, Belanda.
Kartupos ini dikirim dari Batavia, stempel pos 'Weltevreden' 17 Mei 1911', jadi umur kartupos ini sudah seabad lebih 3 tahun. 
Butuh waktu sebulan lebih, surat tersebut baru sampai, stempel pos 'Leiden, 23 Juni 1911'.

Pengirimnya adalah Dr. D.A. Rinkes, digelari sebagai Bapak Balai Pustaka.
Dia tinggal di daerah Mesteer Cornelis (sekarang Jatinegara).

Sesuai dengan jamannya, surat-surat menggunakan bahasa Belanda.